PENDIDIKAN ISLAM PADA PONDOK PESANTREN DI INDONESIA DALAM CATATAN SEJARAH

Authors

  • Kamus Kamus STAIN Majene

Keywords:

manajemen, pendidikan islam, pondok pesantren, sejarah

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap pendidikan Islam pada Pondok Pesantren di Indonesia dalam catatan sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: Sejarah pesantren di Indonesia bermula pada era Wali Songo, sebelum masa penjajahan, pesantren digunakan sebagai wadah untuk menimba ilmu sekaligus menempa para santri agar dapat menyebarluaskan ajaran agama Islam, mendidik kader-kader pendakwah guna disebarkan ke seluruh Nusantara. Hasilnya bisa dilihat, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dan bahkan, jumlah pengikutnya adalah yang terbanyak di dunia. Diantara pesantren tertua adalah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Kebumen, Pondok Pesantren Luhur Dondong, Semarang, Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang, Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo. Pada masa colonial, Indonesia dijajah dan pesantren selalu berhadapan dengan kolonialis Belanda yang sangat membatasi ruang geraknya. Sebagai respons penindasan Belanda tersebut, kaum santri mulai melakukan perlawanan. Antara tahun 1820-1880, pemberontakan kaum Padri di Sumatera yang dipimpin oleh Imam Bonjol, pemberontakan Diponegoro di Jawa, pemberontakan Banten akibat tanam paksa yang dilakukan Belanda dan pemberontakan di Aceh yg dipimpin antara lain oleh Teuku Umar dan Teuku Cik Ditiro. Pada akhir abad 19 Belanda mencabut resolusi yang membatasi jamaah haji sehingga jumlah peserta jamaah haji pun membludak. Kaum Muslimin melaksanakan haji sekaligus niat belajar agama d Makkah sehingga setelah kembali jumlah pesantren semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menjelang kemerdekaan, kaum santri terlibat dalam merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang diantaranya melahirkan Piagam Jakarta. Pesantren pada era kemerdekaan, para santri berjuang mempertahankan kemerdekaan, namun ponpes mendapat ujian karena Soekarno melakukan penyeragaman atau pemusatan pendidikan nasional. Akibatnya pengaruh pesantren mulai menurun kembali, jumlah pesantren berkurang, hanya pesantren besarlah yang mampu bertahan. Hal ini dikarenakan pemerintah mengembangkan sekolah- sekolah umum. Pondok Pesantren membentuk madrasah-madrasah sebagai sekolah umum bercirikan Islam.

Downloads

Published

2024-06-28

Issue

Section

Articles