Sengketa Hak Asuh dan Dampak Psikologis Anak
DOI:
https://doi.org/10.46870/sbp.v2i1.1734Keywords:
Sengketa Hak Anak Asuh, Dampak Psikologis, Upaya Preventif, kepentingan terbaik anakAbstract
Sengketa hak asuh anak merupakan salah satu dampak paling kompleks dari perceraian orang tua yang membawa konsekuensi psikologis serius terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak psikologis yang dialami anak akibat sengketa hak asuh serta mengidentifikasi bentuk-bentuk upaya preventif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir luka emosional tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research), yang menghimpun dan menganalisis data dari buku, jurnal, skripsi, serta peraturan perundang-undangan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak korban sengketa hak asuh cenderung mengalami kecemasan, rasa bersalah, ketidakstabilan emosi, hingga gangguan perilaku. Adapun upaya preventif yang dapat dilakukan meliputi mediasi keluarga berbasis psikologi, pendidikan parenting bagi orang tua, pendampingan psikologis pasca perceraian, serta penguatan peran lembaga perlindungan anak. Prinsip “kepentingan terbaik bagi anak” harus menjadi dasar utama dalam setiap proses pengambilan keputusan terkait hak asuh agar anak tetap tumbuh dalam kondisi emosional yang sehat.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Sibaliparriq : Jurnal Hukum Keluarga dan Literasi Syariah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.