Rasionalisasi Tafsir Ayat-ayat Supranatural
(Studi atas Karya Tafsir Quran Karim Mahmud Yunus)
DOI:
https://doi.org/10.46870/jiat.v5i2.708Keywords:
ayat-ayat supranatural, rasionalisasi, Mahmud YunusAbstract
Abstrak
Dalam diskursus sejarah penafsiran al-Qur’an di Indonesia, nama Mahmud Yunus muncul sebagai salah satu mufasir awal yang cukup berani mengambil model tafsir rasional sebagaimana yang ditempuh oleh Muhammad Abduh, seorang mufasir berkebangsaan Mesir. Seperti pada umumnya, tafsir rasional berusaha menjelaskan ayat al-Qur’an dengan mengedepankan pijakan logika berfikir yang metodis. Sayangnya, tidak sedikit model penafsiran dengan pijakan logika tersebut kemudian berubah menjadi upaya merasionalisasi ayat-ayat al-Qur’an. Kajian ini bertujuan untuk melihat bagaimana upaya rasionalisasi Mahmud Yunus dalam membedah ayat-ayat al-Qur’an. Kajian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Adapun sumber data dari kajian ini adalah dengan mengambilnya dari kitab tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus beserta dengan kitab tafsir lain.
Hasil Kajian menunjukkan bahwa Mahmud Yunus dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an sangat berpijak pada akal sehingga seringkali terlihat melakukan upaya rasionalisasi terutama jika berhadapan dengan ayat-ayat supranatural. Ayat-ayat yang tampaknya irasional dijelaskannya secara rasional.
Kata Kunci: Ayat-ayat Supranatural, Rasionalisasi, Mahmud Yunus
References
Howard M. Federsfiel, Popular Indonesian Literature of the Quran, terj. Tajul Arifin dengan judul Kajian al-Qur’an di Indonesia dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab, h.
Jala al-Din Abd. Rahman ibn Abi Bakr al-Suyuti, al-Dur al-Mansur fi al-Tafsi al-Ma’sur Jilid V (Cet. I; Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1461 H/2000 M), h. 741-742
Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual: Refleksi Sosial Seorang Cendikiawan Muslim (Cet XV; Bandung, Mizan, 2004), h. 124
Jalaluddin Rakhmat, Meraih Cinta Ilahi:Pencerahan Sufistik (Cet. VI; Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 427
M.Qurais Shihab, Rasionalitas al-Qur’an: Studi Kritis atas Tafsir al-Manar (Cet III; Tangerang: Lantera Hati, 2008), h. 34
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah:Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Cet.I; Jakarta: Lantera Hati, 2002), h. 304
Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim (Cet VIII; Kuala Lumpur: Klang Book Centre, 2004), h. IV-V
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, I (Kairo: Hay’at al-Mishriyyah al-‘Ammah li al-Kuttab, 1974), h. 17-18
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, I, h. 251
Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Rasionalitas Alquran Dalamtafsir An-Nur:Studi Penafsiran Surah Al-Nisâ’ [4]: 1, Jurnal Mutawatir Vol.6 No 1, januari-Juni 2016 h. 180
Nurcholish Madjid, Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan ( Cet X; Mizan:Bandung, 1998), h. 172
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, h. 362
Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj Jilid I, h. 188