Eksplorasi Tradisi Mattampung Masyarakat Bugis dalam Kajian Living Qur’an
Studi Desa Barugae Kabupaten Bone Sulawesi Selatan
DOI:
https://doi.org/10.46870/jiat.v3i2.54Keywords:
Mattampung, Living Qur’an, al-Qur’anAbstract
Tulisan ini mengkaji tentang tradisi Mattampung di masyarakat Bugis yang dianalisis dengan menggunakan kacamata Living Qur’an. Tradisi Mattampung merupakan upacara penanaman batu nisan sebagai pengganti batu nisan yang ditanam saat mayat dikuburkan. Dalam tradisi ini, dilakukan khataman al-Qur’an dan tahlilan. Tradisi ini dilakukan dengan harapan semua doa dari masyarakat akan sampai pada orang yang meninggal sehingga diberikan tempat yang tenang di sisi-Nya. Kajian ini berfokus pada masyarakat desa Barugae kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan adalah metode etnografi, yakni suatu desain kualitatif di mana peneliti mendeskripsikan dan menafsirkan pola-pola yang sama dari nilai-nilai, perilaku, keyakinan dan bahasa dari suatu kelompok yang berkebudayaan-sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi mattampung di Desa Barugae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone merupakan bentuk resepsi masyarakat setempat terhadap kemuliaan mengkhatamkan al-Qur’an serta anjuran untuk mendoakan orang yang meninggal. Dengan demikian, tradisi ini menjadi wadah bagi masyarakat setempat untuk mengirimkan doa dan mengkhatamkan al-Qur’an dengan tujuan pahala dari doa dan khataman tersebut bisa sampai kepada orang yang meninggal serta dapat memudahkannya dalam kehidupan selanjutnya.